DANIEL GOLEMAN {FOCUS}


 Focus: The Hidden Driver of Excellence (2013)

membahas pentingnya fokus dan peningkatan

konsentrasi di era yang semakin kompleks ini.

Penulis juga mengajak Anda untuk memahami

bagaimana pikiran bisa bekerja secara lebih optimal

saat Anda memusatkan perhatian. Ingin lebih

produktif di era baru ini? Silahkan baca "resep-resep

yang dirangkum dalam buku berikut ini


Siapa penulis buku ini?


Daniel Goleman adalah seorang psikolog yang telah

menulis beberapa buku bestseller mengenai

psikologi dalam bisnis. Beberapa buku yang telah ia

tulis adalah Emotional Intelligence (1995); Working

with Emotional Intelligence (1998); Primal Leadership

(2002); Destructive Emotions (2003); dan Social

Intelligence (2006).

Untuk siapa buku ini?


• Generasi yang hidup di era yang komplek dan

dibanjiri begitu banyak informasi

• Siapa saja yang ingin meningkatkan kinerja dan

prestasinya lewat kemampuan konsentrasi


Apa yang dibahas buku ini?



Pentingnya konsentrasi untuk meningkatkan

produktivitas diri


Di era yang dibanjiri dengan begitu banyak

informasi, fokus menjadi sesuatu yang sulit

dimiliki. Padahal, fokus dapat meningkatkan

kemampuan dan produktivitas seseorang.

Kemampuan fokus ini dipengaruhi oleh otak,

dan otak seperti otot, harus dilatih untuk

dapat berkonsentrasi dengan baik.


Goleman sendiri membagi fokus ke dalam

tiga jenis; kesadaran pada diri sendiri (inner

focus), kesadaran pada orang lain (other

focus) dan kesadaran pada kondisi eksternal

(outer focus).


Hal menarik yang dapat Anda pelajari antara

lain:


•apa saja jenis-jenis kemampuan fokus

yang perlu Anda miliki untuk meraih

kesuksesan;

bagaimana pikiran manusia bekerja

secara sadar dan tidak sadar;

• kenapa seorang atlet justru bisa gagal

saat ia berusaha mengingat teknik yang

pernah dipelajarinya;

• apa yang dimaksud intuisi dan dari

mana asalnya; dan

• kenapa empati bisa membantu Anda

dalam mengelola relasi dengan orang

lain.


         "Kita paling rentan terhadap fokus

         yang digerakkan oleh emosi ketika

             pikiran kita bercabang, ketika

           perhatian kita terganggu, atau

               ketika kita dibanjiri informasi -

                      atau ketiganya"

                      

                             Daniel Goleman


Anda perlu memahami bagaimana

otak bekerja-secara sadar

maupun tidak sadar-supaya

dapat meningkatkan fokus



Anda bisa belajar dengan paling baik ketika

perhatian Anda dipusatkan pada apa yang

sedang Anda pelajari.


Jika pikiran Anda ke mana-mana, otak Anda

akan "mengocehkan" hal-hal yang tidak

berkaitan dengan apa yang sedang Anda

pelajari. Akibatnya, Anda tidak dapat

mengingat pelajaran dengan jelas. Karena

itulah atensi selektif--atau konsentrasi

sangat penting.


Secara umum, terdapat dua bentuk pengalih

perhatian, yaitu sensoris, yang mudah

dilihat, dan emosional, yang tidak terlihat

tapi lebih sulit untuk diatasi.


Gangguan atensi yang bersifat sensoris

contohnya adalah suara, aroma, rasa, warna

dan sebagainya. Sedangkan ganggungan

atensi yang bersifat emosional terkait

dengan gejolak emosi yang mengganggu

pikiran, misalnya kecemasan, keingintahuan,

ketakutan, dan sebagainya.


Penarik perhatian yang bersifat emosional

ini biasanya lebih intimidatif dan sulit diatasi

dibandingkan penarik perhatian yang

bersifat sensoris. Mereka yang relatif kebal

terhadap gejolak emosi dan tidak mudah

terganggu emosinya akan lebih mampu

berkonsentrasi.


Pikiran manusia sendiri dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu pikiran bottom-up dan

pikiran top-down.


Pikiran bottom-up beroperasi dengan sangat

cepat karena selalu menyala dan bekerja di

luar kesadaran (otomatis). Pikiran ini bersifat

intuitif, impulsif, dan didorong oleh emosi.

Pikiran bottom-upini menjadi eksekutor bagi

rutinitas dan kebiasaan Anda.


Sedangkan pikiran top-down bekerja secara

sadar dan lebih lamban karena harus

diupayakan. Pikiran ini menjadi pusat

kendali diri, yang terkadang bisa

mengalahkan kendali otomatis.


Atensi Anda dipengaruhi oleh dua pikiran ini.

Atensi yang bersifat top-down digerakkan

secara sadar oleh kehendak dan pilihan yang

Anda buat; sedangkan atensi yang bersifat

bottom-up digerakkan oleh refleks, impuls,

dan kebiasaan rutin.


Meski tampaknya pikiran top-down dapat

memegang kendali dalam pikiran manusia,

sebenarnya pikiran bottom-up seringkali

lebih dominan. Pikiran bottom-up menjadi

kuat karena menghemat energi yang

dikeluarkan otak. Hal-hal baru yang Anda

pelajari dan lakukan secara sadar (top

down), lama kelamaan akan menjadi

kebiasaan dan rutinitas (bottom-up).


Itulah kenapa saat Anda berusaha terlalu

keras untuk sesuatu, seringkali justru Anda

gagal.


Contohnya, saat seorang atlet berusaha

untuk menang dengan mengingat semua

teknik yang ia pelajari, ia justru gagal karena

badannya yang sudah terlatih untuk

melakukan teknik-teknik tersebut justru

terganggu dengan pikirannya.


Intinya, atensi yang berlebihan justru

menyusutkan kendali mental. Saat Anda

tertekan, Anda justru cenderung untuk

melupakan banyak hal. Saat Anda ditekan

untuk tidak melakukan atau mengatakan

sesuatu, justru Anda cenderung untuk

melakukan atau mengatakan apa yang

dilarang.


Jadi, Anda perlu menyeimbangkan antara

pikiran bottom-up dan top-down. Saat

terlalu condong pada pikiran bottom-up,

hidup Anda menjadi otomatis dan banyak

tindakan yang Anda lakukan secara tidak

sadar.


Karena itu, Anda perlu melibatkan secara

aktif pikiran top-down untuk meningkatkan

atensi, dan memilih untuk mengabaikan

berbagai gangguan sensoris maupun

emosional.


 Kesadaran diri sangat diperlukan

untuk meningkatkan

produktivitas


Kesadaran diri atau fokus internal

merupakan kunci pertama untuk

meningkatkan produktivitas diri. Ketepatan

dalam menguraikan petunjuk-petunjuk

internal dari batin Anda memegang peranan

penting dalam membentuk konsentrasi.

Radar internal itu menjadi kunci pengelolaan

terhadap apa yang Anda lakukan dan tidak

Anda lakukan.


Setiap orang mengenal intuisi, atau suara

batin. Intuisi adalah pesan dari pikiran

bottom-up yang menyederhanakan

keputusan hidup dengan memandu Anda ke

pilihan yang lebih cerdas.


Saat mengambil keputusan, seringkali Anda

merasakan adanya suatu 'ganjalan'.

'Ganjalan' ini dinamakan penanda somatis,

yaitu suatu sensasi yang dirasakan apabila

Anda merasa suatu pilihan benar atau salah.



Berbicara tentang kesadaran diri, Anda juga

harus dapat memandang diri Anda

sebagaimana orang lain melihat Anda.

Makna diri Anda timbul dari interaksi sosial

dan terlihat dari bagaimana orang lain

melihat Anda.


Ada dua jenis atensi yang perlu Anda sadari

ada di dalam diri Anda. Pertama, atensi

selektif yang membuat Anda fokus pada satu

target dan mengabaikan sisanya.


Dan kedua, atensi terbuka yang membuat

Anda bisa menyerap informasi secara luas

dan memperhatikan petunjuk-petunjuk

samar yang ada. Anda harus menjaga agar

tidak terlalu ekstrem ke satu sisi, karena

kondisi demikian membuat Anda tidak

mawas diri.


       "Fokus ke dalam meningkatkan

        kepekaan kita terhadap intuisi

         kita, nilai-nilai yang menuntun

        kita, dan pengambilan keputusan

                     yang lebih baik"

                     

                       Daniel Goleman


Kesadaran sosial memiliki

peranan penting untuk

meningkatkan produktivitas



Beberapa orang memiliki kepekaan sosial

dan jeli mengenali sinyal emosi yang terlihat

samar dari orang lain. Kemampuan ini akan

membantu Anda dalam bersosialisasi karena

Anda menjadi tahu kapan harus

menunjukkan kegembiraan, kapan harus

menghibur, kapan harus membiarkan orang

lain sendiri dan sebagainya. Hal ini

dinamakan empati.


Empati dapat dibedakan menjadi tiga

tingkatan.


Pertama empati kognitif, yaitu kemampuan

untuk membaca sinyal-sinyal emosional

orang lain. Hal ini memungkinkan kita

mengambil perspektif orang lain dan

memahami kondisi mental mereka. Orang

yang memiliki emosi kognitif yang baik dapat

mengelola emosi dirinya sendiri bersamaan

dengan saat ia mengevaluasi orang lain.

Kemampuan ini bisa menjadi suatu proses

mental yang bersifat top-down.


Empati kognitif akan meningkat dengan

adanya sifat ingin tahu. Kecenderungan

untuk belajar dari semua orang akan

meningkatkan kemampuan kita memahami

orang lain. Empati kognitif ini mulai

berkembang antara umur dua hingga lima

tahun dan terus tumbuh hingga sepanjang

usia remaja.


Tingkatan kedua adalah empati emosional,

yaitu saat Anda telah bisa merasakan apa

yang dirasakan oleh orang lain, baik berupa

kebahagiaan maupun kesedihan. Munculnya

perasaan yang sama ini umumnya terjadi

dalam pikiran bottom-up yang bekerja

secara otomatis. Pikiran bawah sadar Anda

memunculkan kondisi emosional yang Anda

tangkap dari orang lain di dalam tubuh Anda

sendiri.


Bayi dapat merasakan apa yang dirasakan

orang lain karena memang empati

emosional mulai berkembang sejak dini.

Empati emosional ini bergantung pada otot

atensi, dimana Anda dapat meningkatkan

kepekaan terhadap perasaan orang lain

dengan cara memperhatikan isyarat wajah,

suara dan sinyal emosi lainnya.


Tingkatan ketiga adalah kepedulian empatik,

yaitu perasaan peduli terhadap orang lain

yang mampu menggerakkan Anda untuk

membantu mereka apabila diperlukan.

Empati kognitif dan empati emosional tidak

selalu berakhir dengan keinginan untuk

membantu atau simpati, sedangkan

kepedulian empatik bisa menggerakkan

Anda lebih jauh lagi.


Kepedulian empatik bekerja dalam dua

tahapan, yaitu munculnya perasaan tak

nyaman karena kondisi orang lain, dan

pikiran untuk mempertimbangkan sebesar

apa Anda menghargai kepentingan orang

lain.


Dalam proses tersebut, pikiran bottom up

Anda menghasilkan kepedulian di dalam

otak, sedangkan pikiran top down akan

mengevaluasi perlu tidaknya bantuan

diberikan. Ada kalanya, fokus Anda terserap

pada diri sendiri. Pada saat itulah kepedulian

empatik Anda akan turun.


Fokus terhadap konteks sosial membantu

Anda memahami petunjuk SOsial yang ada

dan pada akhirnya memandu cara Anda

bersikap. Kemampuan tersebut pada jangka

panjang akan membantu Anda untuk bisa

mengelola hubungan dengan orang lain.


 Kesadaran akan kondisi sekitar

ternyata juga dibutuhkan untuk

meningkatkan produktivitas


Data dalam jumlah besar belum tentu

berguna apabila tidak ada pengetahuan

yang diperoleh darinya. Data menjadi

berguna atau tidak bergantung pada

pengelolanya. Saat membaca data, otak

Anda akan mendeteksi pola.


Seperangkat pola yang terpadu dan bersifat

teratur dinamakan sistem. Secara alami,

otak memiliki kecenderungan untuk

berusaha memahami suatu pola/sistem.

Namun demikian, dibandingkan dengan

kesadaran diri dan kesadaran terhadap

sesama, kesadaran terhadap sistem ini perlu

diupayakan dan dipelajari sebelum dapat

timbul secara alami.


Berbagai sistem yang ada di dunia pada

awalnya tidak terlihat di otak Anda. Anda

belum memiliki persepsi langsung mengenai

keberadaan berbagai sistem yang dapat

memengaruhi kehidupan Anda.


Saat ini, Anda dapat menggunakan berbagai

alat bantu buatan untuk membantu Anda

memahami pola dan sistem, tidak lagi

bergantung pada kepekaan personal

terhadap kondisi alam sekitar.


Tradisi merupakan suatu bentuk

pemahaman akan sistem yang diturunkan

secara turun temurun. Orang jaman dahulu

memetakan berbagai pola dan sistem yang

ada dan menghasilkan upaya untuk

bertahan dalam ekosistem yang ada.

Pemahaman akan jenis-jenis makanan yang

bergizi dan beracun, bagaimana cara

beternak dan sebagainya dipahami melalui

suatu proses belajar.


Dunia yang semakin kompleks dan banjir

informasi, seringkali membuat Anda

kesulitan melihat sistem dan terjebak dalam

kekacauan.


Adanya titik buta di otak manusia semakin

memperburuk kekacauan informasi yang

diterima. Otak Anda dapat menangkap

informasi yang bermanfaat bagi

kelangsungan hidup, namun seringkali tidak

dapat mendeteksi ancaman yang ada. Ada

kecenderungan untuk tidak peduli terhadap

ancaman-ancaman yang muncul.


Jadi, yang perlu dilakukan untuk dapat

bertahan dan sukses adalah fokus pada

sejumlah pola penting yang bisa Anda kelola,

sedangkan sisanya dapat Anda abaikan.

Anda perlu meningkatkan kemampuan

untuk menyederhanakan kompleksitas yang

ada sehingga pengambilan keputusan bisa

dilakukan lebih efektif dan efisien.


         "Dan fokus ke luar membuat kita

         bisa berlayar di dunia yang lebih

                             luas"

                             

                           Daniel Goleman


Latihan diperlukan untuk

meningkatkan fokus


Yang membedakan pemain amatir dan

pemain profesional terletak pada bagaimana

cara mereka berlatih.


Melatih suatu keahlian pada dasarnya

memerlukan fokus top down. Namun,

setelah latihan yang berulang, keahlian

tersebut akan muncul menjadi pikiran

bottom up yang sudah menjadi rutinitas.

Titik inilah yang membedakan antara amatir

dan profesional.


Pemain amatir akan berpuas diri dan

menjadikan latihan sebagai fokus bottom

up yang otomatis, berbeda dengan pemain

profesional yang akan terus menggunakan

fokus top down-nya untuk memperbaiki

tekniknya serta menganalisa kesalahan yang

ada.


Latihan yang baik tidak ditentukan pada

lamanya jam latihan tapi seberapa optimal

Anda dalam mempertahankan konsentrasi

dan kesadaran untuk terus melakukan

perbaikan.


Tidak hanya untuk membangun keahlian

saja, kesadaran juga penting dalam

mendukung pekerjaan sehari-hari. Saat ini,

semakin banyak perusahaan yang

menyadari pentingnya kesadaran dalam

bekerja. Ketidaksadaran saat ini telah

dianggap sebagai salah satu pemborosan di

tempat kerja.


Latihan kesadaran diperlukan untuk

meningkatkan kemampuan Anda agar tidak

reaktif maupun emosional. Anda perlu

berlatih untuk memusatkan fokus pada yang

ada di hadapan Anda dan mencegah diri

Anda larut dalam alur pikiran yang berkelana

ke mana-mana.


Kesimpulan Dari Buku


Tindakan Anda dikelola oleh otak

melalui dua cara, yaitu pikiran bottom

up yang bersifat otomatis dan tidak

sadar; dan pikiran top-down yang lebih

lambat dan dikelola secara sadar.

• Intuisi timbul dari pikiran bottom-up

yang merekam pengalaman yang

pernah dirasakan sebelumnya dan

timbul secara otomatis untuk

membantu pengambilan keputusan.

• Empati dapat dibedakan menjadi tiga;

pertama, empati kognitif yang timbul

dari kemampuan membaca sinyal

emosional orang lain-yang

dikendalikan pikiran top-down; kedua,

empati emosional yang cenderung

merefleksikan apa yang dirasakan oleh

orang lain-yang dikendalikan pikiran

bottom-up; dan ketiga, kepedulian

empatik berupa keinginan untuk

membantu-yang dikendalikan oleh

pikiran top-down dan bottom

upsekaligus.

• Dengan fokus keluar, Anda dapat

memahami pola dan sistem yang ada di

dunia hingga dapat mengambil manfaat

dan menghindari ancaman yang ada.

                       




Comments

Popular posts from this blog

Kunci Berinvestasi | Ringkasan Buku (Warren Buffett’s) Ground Rules Ditulis Oleh (Jeremy C. Miller)

Review buku sejarah dunia yang disembunyikan karya (Jonathan Black)